Skip to main content

Cara Meningkatkan Stamina Ayam Laga

Umur ideal ayam aduan yang diturunkan ke arena adalah lebih dari satu tahun. Karenanya ayam aduan bisa mulai dilatih pada umur delapan bulan. Pada umur delapan bulan fisik ayam sudah memenuhi syarat untuk dilatih sebagai ayam petarung.


 Sebelum diturunkan ke arena, mental, fisik dan teknik ayam aduan harus dipersiapkan untuk menghadapi pertarungan. Latihan yang rutin akan membantu peningkatan mental, fisik dan teknik ayam aduan sebelum pertarungan dilakukan. Tetapi latihan sebaiknya tidak terlalu dipaksakan. Kalau dipaksakan, justru akan membuat ayam stres atau cedera.

Latihan yang dilakukan harus disesuaikan dengan umur dan kemampuan ayam yang kemudian ditingkatkan porsinya dari hari ke hari. Porsi latihan yang sesuai adalah latihan yang dilakukan hingga ayam lelah. Ayam yang sudah lelah ditandai dengan gerakannya lambat seperti tidak ada semangat dan napas ngos-ngosan.

Berikut ini adalah beberapa latihan yang perlu dilakukan untuk mencetak ayam aduan yang unggul.

#1. Melatih Otot dan Stamina

Melatih otot dan stamina penting dilakukan sebelum ayam diturunkan ke arena. Otot dan stamina akan berpengaruh pada kekuatan pukulan, ketahanan menerima pukulan dan ketahanan bertarung dalam waktu lama. Otot yang perlu dilatih adalah otot leher, sayap dan kaki.

Melatih otot leher bertujuan agar otot leher lebih kuat dan lentur saat mencari kepala lawan untuk dipukul atau saat mengunci leher lawan. Latihan ini dilakukan dengan cara memutar leher ayam ke kiri dan ke kanan. Putaran yang dilakukan tidak terlalu cepat, tapi juga jangan terlalu lambat.

Melatih otot sayap bertujuan agar sayap cukup kuat saat digunakan untuk memukul lawan. Latihan dilakukan dengan cara janturan. Ayam diangkat dengan kedua tangan, satu memegang dada dan satunya lagi memegang pangkal ekor. Tangan di dada dilepaskan dan tangan yang memegang pangkal ekor mengikuti jatuhnya ayam.

Melatih otot kaki bertujuan agar ayam mempunyai kuda-kuda yang kuat sehingga tidak mudah didesak lawan saat bertarung. Latihan dilakukan dengan cara menekan punggung ayam ke bawah dan mendorongnya ke depan.

Melatih sayap dan kaki dilakukan dengan cara mengangkat ayam dan sedikit melemparnya ke depan. Ayam akan terlihat seakan memberikan pukulan kaki ke lawan di depannya sambil mengepakkan sayap. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan menceburkan ayam ke kolam. Ayam akan berenang menggunakan kaki dan mengepakkan sayapnya.

Latihan di atas sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan sorenya digunakan untuk latihan stamina ataupun latihan tarung. Latihan stamina dapat dilakukan dengan latihan lari. Caranya adalah menyiapkan satu kurungan kecil dan satu kurungan yang lebih besar. Seekor ayam jantan dimasukkan ke dalam kurungan kecil dan ditutup dengan kurungan besar sehingga terdapat jarak 10-15 cm antara kurungan kecil dan kurungan besar. Ayam yang dilatih diletakkan di luar kurungan besar. Ayam akan mencoba bertarung dengan ayam yang ada di dalam kurungan. Adanya jarak antara kurungan kecil dan kurungan besar akan membuat ayam mencari celah untuk bertarung yang akhirnya membuatnya berlari dan melompat ke atas kurungan secara terus menerus mengelilingi kurungan. Kaki ayam yang dilatih bisa diberi pemberat untuk menambah porsi latihan. Selain latihan lari, stamina ayam dapat dilatih dengan berenang dan sesekali kepala ayam dimasukkan ke air untuk melatih napasnya.

2. Melatih Langkah Kaki

Latihan langkah kaki bertujuan agar ayam aduan pandai mencari dan mengontrol posisi pada saat bertarung dengan cara memutar badan dan kaki. Ayam tipe boxer harus mempunyai gerakan kaki yang baik agar bisa mengontrol posisi. Latihan dilakukan dengan cara memutar badan ayam ke kiri dan ke kanan bergantian. Badan ayam dipegang di sela badan dan sayap dengan dengan satu tangan dan diputar perlahan.

3. Melatih Bertarung

Latihan tarung harus dilakukan sejalan dengan latihan otot dan stamina. Latihan tarung berguna untuk membentuk mental pantang menyerah dan meningkatkan pengalaman bertarung. Semakin banyak latihan tarung, semakin baik. Meskipun demikian, juga harus melihat kondisi ayam. Ayam yang dilatih tarung harus dalam kondisi prima. Latihan tarung bisa dilakukan 4-7 hari sekali.

Latihan tarung dilakukan dengan lawan tanding dan dengan tahap-tahap tertentu. Latihan tarung pertama tidak perlu terlalu lama dan dilakukan dengan membungkus paruh dan taji., baik yang dilatih maupun lawan tandingnya, untuk menghindari luka. Paruh dan taji yang dibungkus akan membuat ayam sulit untuk mematuk dan melakukan pukulan. Ayam akan banyak mengeluarkan teknik dengan gerakan-gerakan cepat sehingga latihan ini juga baik untuk otot ayam.

Latihan selanjutnya dilakukan dengan paruh ayam yang dilatih tidak dibungkus, tetapi taji masih dibungkus, sedangkan paruh dan taji lawan masih dibungkus. Latihan berikutnya lagi dilakukan dengan paruh dan taji ayam yang dilatih tidak dibungkus, tetapi paruh dan taji lawan masih dibungkus. Di tahap ini akan terlihat teknik dan kecepatan tarung ayam yang dilatih. Selain itu, mental dan kepercayaan diri akan meningkat karena dapat terus memukul lawan dengan mudah.

Tahap terakhir dilakukan dengan paruh lawan tidak dibungkus lagi, tetapi taji tetap dibungkus untuk menghindari luka serius. Di tahap ini ayam yang dilatih akan merasakan patukan-patukan dan pukulan dari lawan sehingga menimbulkan luka. Bekas luka yang timbul akan membuat kulit ayam semakin tebal sehingga tidak mudah terluka kembali. Latihan tersebut dilakukan beberapa kali dengan lawan tanding yang berbeda teknik tarungnya agar pengalaman yang diperoleh semakin banyak. Hal yang perlu diingat adalah lawan tanding dipilihkan harus sepadan agar ayam yang dilatih percaya diri dan mentalnya semakin kuat. Latihan tersebut dilakukan dengan durasi waktu yang semakin meningkat sehingga pada latihan tarung terakhir ayam mampu melakukan pertarungan selama durasi waktu pada pertarungan yang sebenarnya di arena.

Comments

Popular posts from this blog

Ciri Kaki Ayam Bangkok Jawara

Memilih ayam bangkok berkualitas sudah pasti bukanlah perkara mudah. Ada banyak pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan layak tidaknya seekor ayam dipelihara dan dijadikan jagoan. Selain dapat dilihat langsung dari gaya dan teknik bertarungnya, ayam bangkok jawara juga dapat dilihat langsung dari beberapa ciri fisik dan katuranggannya, misalnya dari kaki ayam bangkok tersebut. Karenanya kami akan membahas tentang ciri-ciri kaki ayam bangkok berkualitas yang layak menjadi indikator dalam mempertimbangkan dan memilih ayam terbaik untuk dijadikan jagoan laga. Indikator kaki ayam bangkok berkualitas yang dapat digunakan misalnya bentuk paha, lutu, jari, sisik, tulangan, tumit, pergelangan kaki, dan lain sebagainya. Selengkapnya silakan disimak dan diperhatikan dengan seksama pembahasan berikut ini. #1. Susunan Sisik Sisik kaki dan jari ayam bangkok yang tersusun rapi merupakan pertanda syaraf motorik dan aliran darah di bagian kaki ayam berfungsi dengan baik. Ini memung

Warna Bulu Ayam Aduan

Menurut kepercayaan para penghobi ayam aduan, warna bulu ayam Bangkok aduan merupakan lambang mental dari ayam aduan oleh karenanya, mental ayam bangkok aduan dapat dibaca dari warna bulu tersebut dan bisa terbaca tentang baik buruknya ayam aduan tersebut. Kelebihan yang dimiliki ayam bangkok selain punya kecerdasan dalam bertarung juga mempunyai warna yang beranekaragam dengan keistimewaannya masing-masing. Oleh bebotoh/penghobi ayam aduan ada yang fanatik dengan warna bulu ayam yang diyakininya mampu untuk mencapai kemenangan. Sedangkan warna bulu ayam aduan sendiri mempunyai keistimewaan dalam penampilan bertarung juga warna ayam aduan tersebut mempunyai kekuatan dalam mengecilkan mental lawan. Berikut dibawah ini beberapa Warna Bulu Ayam Bangkok Super, Berpetuah dan Menangan yang perlu diwaspadai dalam peraduan. 1. Wiring kuning   Warna ayam semacam ini disegani ayam ayam dengan warna lain. Disebut wiring kuning karena ayam mempunyai warna hitam dengan paruh, kaki, bulu hiasan

Jenis Ayam Shamo

Ayam Shamo yang kita kenal secara resmi dikenal sebagai O-Shamo, tetapi mereka memiliki banyak sub-spesies seperti Chu-Shamo, Taiwan-Shamo, Tuzo, dan masih banyak yang lain. Perbedaanya hanya dalam berat dan jenis. Hal ini dikarenakan peternak Jepang selalu ingin bereksperimen dan mencari jenis yang lebih ekstrim. Selain dari jenis O-Shamo kelas berat, ada juga beberapa jenis lainya seperti : - Tosa-Chibi Terkecil di keluarga Shamo beratnya hanya 750 gr. Jenis ayam ini telah menjadi sangat langka. Cara berdirinya tidak begitu ekstrim vertikal dan bulu mereka lebih lembut. Jenis ini berasal dari trah Ko-Shamo. Meskipun mereka sangat kecil, mereka memiliki proporsi yang seimbang normal antara leher, tubuh dan kaki. Di Jepang mereka adalah contoh jenis ayam dengan kaki pendek yang ekstrim dalam bertarung. - Ko-Shamo   Jenis ini yang paling terkenal di kalangan Shamo kecil. Mereka memiliki postur tegak, panjang dan berdiri total vertikal, dengan 1/3 leher, 1/3 tubuh dan 1/3 kak